ilustrasi
JAKARTA, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terkait adanya keluhan masyarakat soal iring-iringan Patroli dan Pengawalan (Patwal) yang terkadang menimbulkan kemacetan, mempertimbangkan usulan penggunaan helikopter sebagai moda transportasi dari Cikeas-Istana-Cikeas. Hal ini dikatakan Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/7/2010).
"Ya, itu (usulan menggunakan helikopter) tentu saja kami dengar. Presiden juga telah mendengar usulan semacam itu. Nanti akan kita pertimbangkan. Dilihat situasi dan kemungkinan-kemungkinannya. Ini sebagai suatu masukan, akan tetap didengar dan diperhatikan," kata Julian.
Julian mengatakan, usulan tersebut dipandang sebagai salah satu opsi untuk menghindari kompleksitas kemacetan yang disebabkan iring-iringan Patwal Presiden. "Apakah ini sudah perlu atau apakah ini solusi terbaik, atau masih ada alternatif lain, kami pertimbangkan," tambahnya.
Menurut Julian, Presiden, jauh hari sebelum ada keluhan soal Patwal Presiden di Surat Pembaca Kompas, telah meminta petugas untuk sedapat mungkin mengupayakan agar iring-iringan pengawalannya tak menimbulkan kemacetan.
"Presiden, sebelum ada Surat Pembaca Kompas, sudah mengatakan agar pengawalan sedapat mungkin tidak menciptakan kemacetan di jalur-jalur yang dilewati. Presiden mengatakan, tidak harus jalan disterilisasi lama sebelum iring-iringan melintas," katanya.
Ditambahkan Julian, "Sering kali Presiden berangkat dari kediaman pukul 05.00 semata-mata untuk menghindari kemacetan di jalur-jalur yang dilewati. Ketika kembali ke Cikeas, kadang dilakukan malam hari, pukul 21.00, setelah jam-jam sibuk."
Presiden, sambung Julian, juga telah menekankan agar jumlah kendaraan iring-iringan Patwal ditekan seminimal mungkin. "Jika ada menteri atau staf khusus yang ikut Presiden, diupayakan untuk masuk ke dalam mobil yang ada, tidak menggunakan mobil sendiri," katanya. Julian membantah bahwa Presiden selalu kembali ke kediaman setiap hari.
"Sesungguhnya, mungkin tidak banyak yang tahu, Presiden mayoritas tinggal di Istana Negara. Beliau kembali ke kediaman jika ada kegiatan yang sifatnya nonformal. Umumnya, Presiden di Cikeas hanya akhir pekan," kata Julian.
Seperti diwartakan, Hendra, melalui Surat Pembaca Kompas, Jumat (16/7/2010), mengeluhkan kemacetan yang kerap dialaminya akibat iring-iringan Patwal Presiden. "Sebagai tetangga dekat Pak SBY, hampir saban hari saya menyaksikan arogansi Patwal iring-iringan Presiden di jalur Cikeas-Cibubur sampai Tol Jagorawi.... Pak SBY yang kami hormati, mohon pindah ke Istana Negara sebagai tempat kediaman resmi presiden. Betapa kami saban hari sengsara setiap Anda dan keluarga keluar dari rumah di Cikeas. Cibubur hanya lancar buat Presiden dan keluarga, tidak untuk kebanyakan warga," tulisnya.
sumber : http://nasional.kompas.com
Sering kali Presiden berangkat dari kediaman pukul 05.00 semata-mata untuk menghindari kemacetan di jalur-jalur yang dilewati. Ketika kembali ke Cikeas, kadang dilakukan malam hari, pukul 21.00, setelah jam-jam sibuk.
-- Julian
Julian mengatakan, usulan tersebut dipandang sebagai salah satu opsi untuk menghindari kompleksitas kemacetan yang disebabkan iring-iringan Patwal Presiden. "Apakah ini sudah perlu atau apakah ini solusi terbaik, atau masih ada alternatif lain, kami pertimbangkan," tambahnya.
Menurut Julian, Presiden, jauh hari sebelum ada keluhan soal Patwal Presiden di Surat Pembaca Kompas, telah meminta petugas untuk sedapat mungkin mengupayakan agar iring-iringan pengawalannya tak menimbulkan kemacetan.
"Presiden, sebelum ada Surat Pembaca Kompas, sudah mengatakan agar pengawalan sedapat mungkin tidak menciptakan kemacetan di jalur-jalur yang dilewati. Presiden mengatakan, tidak harus jalan disterilisasi lama sebelum iring-iringan melintas," katanya.
Ditambahkan Julian, "Sering kali Presiden berangkat dari kediaman pukul 05.00 semata-mata untuk menghindari kemacetan di jalur-jalur yang dilewati. Ketika kembali ke Cikeas, kadang dilakukan malam hari, pukul 21.00, setelah jam-jam sibuk."
Presiden, sambung Julian, juga telah menekankan agar jumlah kendaraan iring-iringan Patwal ditekan seminimal mungkin. "Jika ada menteri atau staf khusus yang ikut Presiden, diupayakan untuk masuk ke dalam mobil yang ada, tidak menggunakan mobil sendiri," katanya. Julian membantah bahwa Presiden selalu kembali ke kediaman setiap hari.
"Sesungguhnya, mungkin tidak banyak yang tahu, Presiden mayoritas tinggal di Istana Negara. Beliau kembali ke kediaman jika ada kegiatan yang sifatnya nonformal. Umumnya, Presiden di Cikeas hanya akhir pekan," kata Julian.
Seperti diwartakan, Hendra, melalui Surat Pembaca Kompas, Jumat (16/7/2010), mengeluhkan kemacetan yang kerap dialaminya akibat iring-iringan Patwal Presiden. "Sebagai tetangga dekat Pak SBY, hampir saban hari saya menyaksikan arogansi Patwal iring-iringan Presiden di jalur Cikeas-Cibubur sampai Tol Jagorawi.... Pak SBY yang kami hormati, mohon pindah ke Istana Negara sebagai tempat kediaman resmi presiden. Betapa kami saban hari sengsara setiap Anda dan keluarga keluar dari rumah di Cikeas. Cibubur hanya lancar buat Presiden dan keluarga, tidak untuk kebanyakan warga," tulisnya.
sumber : http://nasional.kompas.com
No comments:
Post a Comment