"Sejak ada koridor VI saya memang lebih suka naik TransJakarta. Tapi gara-gara ini, saya jadi trauma, akhirnya pakai mobil lagi," ucap Eko dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (6/12/2010).
Setelah insiden yang menimpanya pada 18 November itu, Eko sempat berkirim-kirim pesan dengan kondektur bus TransJakarta yang dinaikinya. Kala itu, petugas onboard itu memintai nomor teleponnya untuk memonitor keadaannya. Sayangnya, tidak ada perhatian lebih dari Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta. Dia pun berinisiatif menghubungi pengelola bus tersebut.
"Peristiwa tanggal 18 November, lalu saya baru masuk kantor lagi tanggal 22. Sekitar tanggal 22 atau 23 saya telepon ke TransJakarta dan melaporkan kejadian itu," tutur pria 45 tahun ini.
Dia tidak menanyakan nama petugas yang menerima teleponnya, karena merasa sudah berbicara dengan orang yang tepat. Petugas tersebut mengatakan, pihak TransJakarta akan menghubunginya untuk bersama-sama membuat laporan ke polisi.
"Tapi tidak juga ada kejelasan, jadi saya telepon lagi beberapa hari kemudian. Eh malah katanya sebelumnya tidak ada laporan. Jadi saya menulis (surat pembaca) ke beberapa media," tutur Eko.
Eko berharap ada pertanggungjawaban dari pihak BLU TransJakarta. Sebab bukan tidak mungkin peristiwa yang sama kembali terulang di masa mendatang.
"Mungkin pintu perlu diaudit keselamatannya. Lalu diperhatikan kalau bus sudah penuh tidak boleh masuk lagi (penumpangnya), atau kalau perlu penjaganya ada di kedua pintu," harap karyawan perusahaan tambang di Jl HR Rasuna Said ini.
Terkadang Eko berangkat ke kantornya di kawasan segitiga emas itu dari rumahnya yang berada di Kebagusan, Jakarta Selatan, dengan bersepeda. Namun gara-gara kehilangan separo jempolnya, dia agak kesulitan memegang stang sepeda.
Sementara itu, Kepala Pengendalian BLU TransJakarta, Gunardjo, mengatakan belum mendapat laporan atas peristiwa itu. Dia berjanji akan segera mengecek ke bagian pengaduan.
"Biasanya kalau ada penumpang kejepit, di kantor ramai, Mbak. Tapi kok ini nggak ada ya. Saya akan cek," ucap Gunardjo saat dihubungi detikcom.
Beberapa menit kemudian Gunardjo mengirimkan pesan singkat kepada detikcom. "Info dari pengamanan, memang ada kejadian yang dimaksud," tulisnya.
Jempol Eko terjepit saat dia menumpang bus TransJakarta Koridor VI, jurusan Dukuh Atas-Ragunan. Dia naik dari halte Patra Kuningan. Di halte Depkes, dua orang memaksa masuk ke bus yang penuh sehingga membuat Eko terdesak.
Eko pun berpegangan di pintu bus yang kemudian menutup otomatis. Malang, jempol kanannya terjepit. Saat dia menarik tangannya, separuh jempolnya putus dan tertinggal di pintu bus.
sumber : http://www.detiknews.com
No comments:
Post a Comment